Apakah Suhu Sarang Penetasan Telur Penyu Berpengaruh Pada Jenis Kelamin Penyu?
Penyu
merupakan hewan laut yang serupa dengan kura-kura dan memiliki perbedaan pada
kaki berbentuk sirip yang penyu gunakan untuk mendayung, saat ini penyu sudah
menjadi hewan langka yang hampir punah. Hal tersebut karena pembudidayaan dari
penyu sendiri termasuk sulit, sebab penyu baru dapat melakukan perkawinan pada
usia sekitar 20 – 50 tahun. Sehingga
waktu tersebut terbilang cukup lama mengingat kemungkinan hidup penyu yang
cukup kecil karena beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Banyak
hal yang mempengaruhi siklus hidup penyu, yaitu mulai dari masa penyu di dalam
telur hingga masa penyu sudah berenang bebas di lautan. Pada
saat masih dalam masa telur banyak predator yang mengintai, seperti predator
alami berupa hewan yang memakan telur tersebut hingga manusia yang mengambil
telur-telur tersebut untuk disalahgunakan. Untuk mengatasi masalah tersebut
maka perlu dilakukan penetasan dengan cara memindahkan telur dari sarang penyu
ke tempat penetasan telur semi alami. Akan tetapi, hal itu belum cukup untuk
meningkatkan keberhasilan penetasan telur penyu, dikarenakan tempat penetasan
telur secara tradisional juga masih begantung pada kondisi iklim dan kelembaban
sarang penetasan.
Saat
ini bumi mengalami pemanasan global yang mengakibatkan suhu bumi akan meningkat
hingga mencapai lebih dari 29°C. Kenaikan suhu
tersebut sangat berhubungan dengan adanya pengaruh terhadap jenis kelamin pada
telur yang menetas. Suhu yang tinggi menyebabkan
telur penyu yang menetas kemungkinan besar akan berjenis kelamin betina,
sedangkan untuk menghasilkan penyu jantan dibutuhkan suhu yang lebih rendah
daripada 29°C. Kenaikan
suhu menyebabkan tidak seimbangnya populasi penyu yang mengakibatkan sulitnya
penyu betina untuk menemukan pasangannya.
Adanya keterkaitan
suhu dengan jenis kelamin penyu tersebut disebabkan karena penyu berbeda dengan
manusia atau mamalia lainnya, yaitu jenis kelamin penyu sendiri tidak
ditentukan oleh suatu kromosom, melainkan karena suhu yang terjadi di sekitar
telur saat proses eram. Selain itu, adanya peningkatan suhu dapat menyakibatkan
adanya kematian pada telur sehingga sangat mustahil bagi penyu untuk menetas
dan bertahan hidup. Kemudian, penyu juga membutuhkan suhu sekitar 29°C untuk inkubasi telur
untuk menyeimbangkan jenis
kelamin tukik dalam proses eram. Biasanya penyu akan memilih waktu-waktu tertentu agar dapat
menetaskan telur secara seimbang baik itu
jantan maupun betina.
Penulis : Sutisna