Chelonian’s Jawara: Survei dan Analisis Sarang Peneluran Alami Penyu di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangiang

 Chelonian’s Jawara: Survei dan Analisis Sarang Peneluran Alami Penyu di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangiang.

A.    Jenis Kegiatan

a.       Penelitian

b.      Edukasi dan sosialisasi

 

B.     Latar Belakang

Penyu (Testudines: Cheloniidae) merupakan salah satu fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Di perairan Indonesia terdapat 6 dari 7 jenis penyu yang ada di dunia, dari 6 jenis tersebut 4 yang telah diketahui berbiak di Indonesia salah satunya yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Hewan berpunggung keras ini tergolong hewan yang dilindungi dengan katagori Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), sehingga segala bentuk pemanfaatan dan peredarannya harus mendapat perhatian secara serius (Direktorat Konservasi Dan Taman Nasional Laut, 2009).

Salah satu tempat penyu mendarat dan melakukan proses peneluran di Provinsi Banten adalah di Pulau Sangiang. Berdasarkan data monitoring dan pemantauan pengelolaan demplot penangkaran penyu semi alami tahun 2017 dan 2018 oleh Seksi Konservasi Wilayah Serang tahun 2017 di kawasan TWA Pulau Sangiang bahwa jenis penyu yang melakukan pendaratan adalah jenis Penyu Sisik (Eremechelys imbricata) dan Penyu Hijau (Chelonia mydas). Lokasi pendaratan di tiga pantai yaitu Pantai Sepanjang, Pantai Villa Bubu, dan Pantai Batu Raden. Jumlah total telur penyu pada tahun 2017 sebanyak 3.047 butir. Telur yang menetas sebanyak 1.730 butir dan yang gagal menetas sebanyak 1.317 butir. Pada tahun 2018 jumlah total telur sebanyak 2.481 butir dengan telur yang menetas sebanyak 2.034 butir dan telur yang gagal menetas sebanyak 447 butir.

Sewelo et al. (1992) Mengenai musim bertelur penyu sisik, dari pengamatan di Indonesia tampak simpang siur. Di beberapa lokasi dimana penyu hijau bertelur, dilaporkan bahwa penyu sisik bertelur bersamaan waktunya dengan penyu hijau. Tetapi laporan lainnya menyatakan waktunya bergantian, biasanya jatuh pada musim angin barat. Di Belitung dan Kepulauan Seribu musim bertelur penyu sisik adalah dari Desember hingga April. Menurut Ardelia (2020) pendaratan penyu hijau dan penyu sisik banyak tercatat pada bulan November dan Desember di Kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang.

Performa penetasan telur pada tahun 2018 lebih tinggi yaitu 82% dibandingkan tahun 2017 yaitu 57%. Namun kondisi terkini belum diketahui, terlebih setelah adanya tsunami pada tahun 2018 yang juga menerjang Pulau Sangiang. Pendataan lanjutan untuk mengetahui jumlah penyu yang mendarat dan jumlah telur penyu menetas di tahun 2019, 2020, 2021, dan 2022 sangat perlu dilakukan. Selain itu pendataan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini jumlah sarang alami peneluran penyu di 3 lokasi pendaratan. Survei juga dilakukan dengan melakukan kajian awal parameter fisik kesesuaian pantai peneluran di TWA Pulau Sangiang.

 

C.    Tujuan

Tujuan kegiatan yaitu melakukan pendataan lanjutan untuk mengetahui jumlah penyu yang melakukan pendaratan dan jumlah telur penyu yang berhasil menetas. Mengetahui kondisi terkini jumlah sarang alami peneluran penyu di tiga lokasi pendaratan serta kajian awal parameter fisik kesesuaian pantai peneluran dan ancaman sarang penetasan alami di TWA Pulau Sangiang berdasarkan survei di masyarakat Pulau Sangiang.

 

D.    Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan di lapangan dimulai pada hari Jumat sampai Minggu tanggal 11-13 November 2022. Lokasi pelaksanaan kegiatan di kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang dengan titik koordinat di pantai sepanjang garis lintang 5°57'25.14"S, garis bujur 105°50'48.03"E, dan titik koordinat di pantai villa bubu garis lintang  5°58'34.62"S, garis bujur 105°51'19.21"E. Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan dua kali tanggal 5 November dan 15 Desember 2022 yang dilaksanakan secara online via Google Meet.

 

E.     Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Habitat

Pada kegiatan observasi tim kami mengumpulkan data mengenai kemiringan pantai, jumlah sarang, suhu substrat, suhu udara, panjang pantai dari sarang satu ke sarang lainnya, vegetasi, jenis penyu, panjang pantai peneluran keseluruhan (Tabel 1 & Tabel 2).

 

Tabel 1. Karakteristik habitat peneluran penyu di Pantai Sepanjang Pulau Sangiang.

No.

Data

Titik 1

Titik 2

1.

Kemiringan pantai

12°

11°

2.

Jumlah sarang

2 sarang

3.

Suhu substrat pasir

28°C

28°C

4.

Suhu udara

28°C

27°C

5.

Panjang Pantai dari sarang satu ke sarang yang lainnya

63,33 m

75,77 m

6.

Lebar Pantai

15,20 m

10.40 m

7.

Vegetasi

Pohon Pandan Laut

8.

Jenis Penyu

Penyu sisik

Penyu hijau

9.

Panjang keseluruhan pantai peneluran

590,8 m

 

Tabel 2. Karakteristik habitat peneluran penyu di Pantai Villa Bubu Pulau Sangiang.

No.

Data

Titik 1

Titik 2

Titik 3

Titik 4

Titik 5

1.

Kemiringan pantai

13,4°

14,8°

13,7°

10,5°

13,4°

2.

Jumlah sarang

5 sarang

3.

Suhu substrat pasir

29°C

27°C

27°C

27°C

27°C

4.

Suhu udara

28°C

26°C

28°C

27°C

26°C

5.

Panjang Pantai dari sarang satu ke sarang yang lainnya

28,10 m

50,20 m

4 m

13 m

-

6.

Lebar Pantai

7,10 m

8 m

8 m

5,90 m

24,92 m

7.

Vegetasi

Cemara Laut

Pandan Laut

8.

Jenis Penyu

Penyu sisik

Penyu hijau

9.

Panjang keseluruhan pantai peneluran

297,23 m

99,33 m

 

Berdasarkan hasil observasi lapangan Pantai Batu Raden tidak dilakukan pengambilan data dikarenakan pantai telah rusak. Kondisi sarang terkini yang telah tim kami amati bahwa sarang telah tercemar sampah plastik dan tidak dilakukan pembersihan kepada sarang dan area sekitarnya secara rutin. Ancaman sarang penyu dan sarang penetasan penyu juga disebabkan predator hewan liar seperti babi hutan dan biawak.

 

Jumlah Telur

Informasi jumlah telur diperoleh melalui koordinasi lapangan dengan pihak BKSDA. Pada bulan Desember 2022 ditemukan penyu sisik bertelur. Pada hari ke-18 sebanyak 126 butir dan hari ke-20 sebanyak 147 butir. Telur penyu kemudian dikoleksi untuk dipindahkan ke sarang penetasan semi-alami yang dikelola oleh BKSDA. Selama pengamatan bulan November – Desember tidak diperoleh penyu hijau bertelur.

 

Focus Group Discussion

Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pra-observasi yaitu tanggal 5 November 2022. Pada kegiatan FGD yang dilaksanakan pra-observasi, kami melakukan diskusi online via Google Meet bersama Miranda Ardhelia. Narasumber FGD adalah peneliti yang pernah melakukan penelitian terkait habitat penyu di TWA Pulau Sangiang dengan judul “Karakteristik Habitat Peneluran Penyu di Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, Banten” pada tahun 2020. Hasil diskusi bersama narasumber adalah saran dan masukan tentang prosedur untuk melakukan pengambilan data di lokasi dan parameter yang digunakan untuk pengambilan data. Kegiatan FGD kedua dilaksanakan pasca-observasi telah dilakukan bersama Fani Savitri Agatha selaku penggiat konservasi penyu di Papua yang dikelola Science for Conservation, Universitas Cendrawasih. Hasil diskusi bersama narasumber adalah mengapa penyu dilakukan pemantauan, siklus hidup penyu, ancaman pada sarang penyu, sharing pengalaman kegiatan konservasi penyu di Papua, cara pembuatan sarang untuk penetasan telur di sarang alami, cara meminimalisir telur penyu agar tidak dimakan oleh predator, dan cara monitor juga penanganan pada penyu.

 

Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi dilakuan melalui pemasangan papan informasi di pantai peneluran penyu. Informasi yang tertera pada papan edukasi yaitu lokasi pendaratan penyu sisik & penyu hijau lebih jelasnya di Gambar 1. Papan informasi tersebut dipasang di pantai sepanjang salah satu tempat penyu bertelur, pemasangan papan bersama masyarakat (pelaku wisata/guide) sebagai bentuk kolaborasi dalam konservasi penyu di Pulau Sangiang. Selain itu, edukasi serta sosialisasi juga dilakukan melalui media sosial instagram tim Chelonian’s Jawara.


Gambar 1. Edukasi Papan Informasi Yang Dipasang di Pantai Peneluran Penyu Pulau Sangiang

 

F.     Pelaksana (anggota kelompok)

 

No.

Nama

Peran/Tanggung Jawab

1

Sutisna

Ketua

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Observasi lapangan

-       Audiensi BKSD dan masyarakat

-       Monitoring dan evaluasi

2

Wahyu Hidayat

Wakil ketua

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Observasi lapangan

-       Audiensi BKSD dan masyarakat

3

Anisya Melia

Sekertaris

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Cetak proposal kerjasama

-       Vlog video

4

Yonita Nabila

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pendataan jumlah sarang alami

-       Dokumentasi kegiatan

5

Najla Tasya Fairuz

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pendataan jumlah sarang alami

-       Dokumentasi kegiatan

6

Helmalia Putri

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pendataan jumlah sarang alami

-        Dokumentasi kegiatan

7

Rafi Maulana Rasyad

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pembuatan papan informasi

-       Monitoring

8

Fadhil Naufal Tamirrino

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pembuatan papan informasi

-       Monitoring

9

Riski Awalia

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pembuatan papan informasi

-       Monitoring

10

Muhamad  Fadlilah

Anggota

-       Koordinasi pelaksanaan kegiatan

-       Pembuatan papan informasi

-       Monitoring

 

G.    Kendala dan Solusi

 

Kegiatan

Kendala

Solusi

Rekomendasi

Pengamatan karakteristik habitat

Hujan yang tidak menentu saat siang atau malam

-   Segera melakukan pengamatan pada saat hujan reda

-   Melakukan pengamatan saat malam hari jika cuaca pada siang hari hujan, atau sebaliknya

-   Menggunakan jas hujan

-   Melakukan koordinasi dengan BKSDA

 

Adapun rekomendasi yang kami ajukan pada pantai peneluran penyu di Taman Wisata Alam Pulau Sangiang yaitu:

penggunaan metode sarang penetasan telur penyu secara semi-alami

Pemasangan papan informasi

Hujan pada siang hari

Melakukan pemasangan pada malam hari yang berkoordinasi dengan masyarakat

Pengamatan jumlah telur dan monitoring

Gelombang laut yang tinggi pada Desember

Berkoordinasi dengan pihak BKSDA terkait penyu yang ditemukan bertelur

 

H.       Kesimpulan dan Saran

A.)   Kesimpulan

Pada kegiatan observasi tim kami mengumpulkan data mengenai kemiringan pantai, jumlah sarang, suhu substrat, suhu udara, panjang pantai dari sarang satu ke sarang lainnya. Kondisi sarang terkini yang telah tim kami amati sebagian besar kondisi sarang peneluran penyu sudah rusak. Penyebab utama yang merusak ialah sampah plastik dan tidak adanya pembersihan sarang di area sekitarnya secara rutin. Ancaman sarang penyu dan sarang penetasan penyu juga disebabkan hewan liar seperti babi hutan, biawak serta dari kegiatan manusia. Tidak hanya itu tim juga melaksanakan FGD bersama dua narasumber, yaitu Miranda selaku narasumber yang pernah melakukan penelitian di pulau sangiang, dan Fani Savitri Agatha selaku penggiat konservasi penyu di Papua, adapun hasil dari FGD berupa saran dan masukan untuk melakukan pengambilan data saat di lokasi, serta parameter apa saja yang akan digunakan untuk pengambilan data.

B.)  Saran

Dari kegiatan ini dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:

1.      Melakukan pemantauan secara rutin pada sarang alami dan semi-alami di pantai peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yaitu, pencegahan pemangsaan predator telur penyu dan pencatatan induk penyu yang bertelur.

2.      Perlu dilakukan pembersihan sampah di pantai peneluran alami secara rutin.

3.     Perlu perbaikan SOP kegiatan yaitu, melakukan pembersihan pada sarang semi-alami seperti pergantian pasir saat akan memindahkan telur penyu yang baru ditemukan dari sarang alami.

 

I.      Daftar Pustaka

Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut. 2009. Pedoman Teknis Pengelolaan Konservasi Penyu. Direktorat Konservasi Dan Taman Nasional Laut, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, Departemen Kelautan Dan Perikanan RI.


Suwelo, I. S., Ramono, W. S., & Somantri, A. 1992. Penyu sisik di Indonesia. Oseana17(3), 97-109.


Miranda Ardhelia. 2020. Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Di Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, Banten [SKRIPSI]. Banten: jurusan perikanan, fakultas pertanian, universitas sultan ageng tirtayasa.Chelonian’s Jawara: Survei dan Analisis Sarang Peneluran Alami Penyu di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Sangiang


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form