oleh: Yonita Nabila Yogi dan Muh. Herjayanto
Sampah plastik telah menjadi masalah yang ditemukan di
seluruh belahan bumi, termasuk beredar di perairan laut. Hal ini juga berdampak
pada biota yang hidup di laut yaitu penyu. Tim peneliti dari United Kingdom dan
Australia telah melaporkan kasus penelanan plastik oleh juvenil penyu (tukik)
yang dipublikasi di Frontiers in Marine
Science, volume 8 tahun 2021. Pada tulisan tersebut dilaporkan insiden
tukik memakan plastik (>1 mm) di terjadi pada penyu hijau (Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Gambar Studi kasus
plasik pada saluran pencernaan penyu di Samudera Pasifik dan Hindia (Sumber
Duncan et al. 2021).
Pada Gambar A menunjukkan penyu tempayan pasca-menetas yang
ditemukan di wilayah Great Southern Australia Bara pada musim dingin (Agustus
2017) dan merupakan kasus yang diduga mengalami cold-stunned. Sebanyak 12 potong plastik keras yang menyebabkan
impaksi di usus besar. Gambar B menunjukkan penyu hijau pasca-menetas yang
terdampar (panjang karapas 8,4 cm) dari Samudera Pasifik dengan semua plastik
yang ada di saluran gastrointestinal saat nekropsi. Pada Gambar C terlihat
contoh plastik yang tertelan dari penyu hijau di Samudera Pasifik yang menunjukkan
sebagian besar frakmen keras.
Sumber Pustaka:
Duncan EM, Broderick AC, Critchell K, Galloway TS, Hamann M,
Limpus CJ, Lindeque PK, Santillo D, Tucker AD, Whiting S, Young EJ, Godley BJ.
2021. Plastic pollution and small juvenile marine turtles: a potential evolutionary
trap. Frontiers in Marine Science, 8.
doi: 10.3389/fmars.2021.699521.