ANCAMAN SAMPAH PLASTIK (MAKRO PLASTIK & MIKROPLASTIK) DI HABITAT PENELURAN PENYU

 oleh: siti juleha, sutisna 


Sumber: berita BBC indonesia

Sebagai negara kemaritiman yang tidak diragukan lagi kekayaan alamnya, Indonesia memiliki beribu-ribu pulau yang menyuguhkan banyak keindahan bahkan tidak hanya tampak dari luarnya saja melainkan terdapat pesona bawah lautnya yang juga begitu indah. Selain itu, Indonesia juga memiliki pantai peneluran alami bagi penyu yang banyak menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, sayangnya saat ini Indonesia diketahui menjadi salah satu negara dengan penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia yang tentunya menjadi ancaman bagi ekosistem yang ada di dalamnya terkhusus pada habitat penyu.

Manurung dkk. (2015) menyatakan salah satu faktor penyebab penyu punah atau menurunnya kejadian yaitu pencemaran lingkungan dan kerusakan pada habitatnya. Hal ini dikarenakan kebersihan pantai menjadi salah satu syarat agar penyu betah dan mau bertelur di pantai. Keberadaan sampah baik dalam bentuk makro maupun mikro plastik bisa mengganggu ekosistem pantai, dan membuat penyu kehilangan habitat aslinya sehingga tingkat peneluran penyu pun menurun. Antara diketahui dampak lingkungan yang disebabkan oleh mikroplastik, dapat mempengaruhi habitat penyu utama dengan pengangkutan zat beracun dan mengubah sifat sedimen yang mempengaruhi suhu dan permeabilitasnya.

Pada umumnya tempat bertelur penyu bergantung pada faktor fisik, seperti substrat, suhu, dan kelembapan (Miguel et Al. 2022). Demikian pula, lokasi dan distribusi sarang yang menjadi sangat penting saat proses peneluran agar indukan dapat berhasil bertelur. Karena plastik memiliki panas spesifik yang lebih tinggi dari pasir, bila digabungkan dengan pasir suhunya dapat meningkat terutama jika pigmen plastiknya gelap. Hal ini berdampak buruk terhadap lingkungan peneluran penyu dan berdampak pada mempengaruhi rasio jenis kelamin tukik dan keberhasilan reproduksi sarang, serta wilayah pesisir. Dengan demikian, penyu akan mengalami kesulitan dalam mencari lingkungan yang tidak terpengaruh oleh zat beracun yang tertinggal oleh mikroplastik saat dipanaskan. Keberadaan sampah inilah yang menjadikan penyu saat ini terancam kepunahan.

 

Sumber :

São Miguel, RA, Anastácio, R., & Pereira, MJ 2022. Penyu Bertelur: Apa yang Mengetahui dan Apa Tantangannya di Bawah Skenario Perubahan Iklim. Buka Jurnal Ekologi , 12 (1), 1-35.

Estrella-Jordan, BA, Lango-Reynoso, F., Castaneda-Chávez, MDR, Montoya-Mendoza, J., & Reynier-Valdes, D. 2023. Pencemaran Mikroplastik pada Sarang Penyu di Pantai Nautla dan Vega de Alatorre, Veracruz. Mikroplastik, 2 (2), 182-191.

Manurung, B., Erianto, dan Rifanjani, S. 2015. Karakteristik Habitat Tempat Bertelur Penyu di Kawasan Taman Wisata Alam Tanjung Belimbing Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Jurnal Hutan Lestari. 4(69): 205-212.


Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form